Tangani Sampah, Kelurahan Cihapit Terapkan Pemilahan dan Kolaborasi Warga

    Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan menerapkan sistem pemilahan dan pengelolaan sampah terpadu menanggapi persoalan penumpukan sampah di Kota Bandung.

Lurah Cihapit, Yoga Hananto menuturkan, inisiatif ini bertujuan memastikan hanya sampah residu yang masuk ke TPS. Sedangkan sampah organik dan anorganik dikelola sejak dari sumbernya.

“Kami ingin memastikan hanya sampah residu yang masuk ke TPS, sementara yang organik dan anorganik dikelola sejak dari sumber,” ujar Yoga, Jumat 10 Oktober 2025.

Kegiatan pemilahan dimulai dari RW 01, dengan melibatkan warga, Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), serta akademisi dari Politeknik STIA LAN Bandung.

Sampah organik akan dikirim ke TPS Cibeunying dan Rumah Edukasi Motekar untuk diolah menjadi pakan maggot. Sedangkan sampah anorganik dikelola melalui sistem bank sampah untuk dijual kembali dan memberi nilai ekonomi bagi warga.

Untuk menjaga keberlanjutan program, Kelurahan Cihapit juga menerapkan patroli lingkungan 24 jam guna mencegah penumpukan sampah dan memastikan kedisiplinan warga dalam memilah.

“Kami ingin menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga masyarakat juga nyaman,” tambah Yoga.

Lebih lanjut, pihak kelurahan tengah mengidentifikasi lahan di belakang Balai RW untuk dijadikan lokasi pengelolaan sementara dan tempat pembangunan komposter berkapasitas besar hasil kerja sama dengan UPT Pembibitan DPKP Kota Bandung. Upaya ini diharapkan mampu mempercepat pengolahan sampah organik di tingkat wilayah.

Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Direktur Politeknik STIA LAN, Muhammad Nur Affandi mengaku, siap berkolaborasi dengan kelurahan dalam pendampingan dan edukasi masyarakat.

“Kami sudah melakukan kegiatan bersama warga terkait pemilahan sampah. Ini hal sederhana, tapi sangat penting untuk menjaga lingkungan, khususnya di Kecamatan Bandung Wetan,” katanya.

Affandi menambahkan, ke depan pihaknya berencana melakukan kolaborasi bersama dua kelurahan, yakni Cihapit dan Citarum.

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengapresiasi, langkah konkret yang dilakukan Kelurahan Cihapit. Ia menyebut, saat ini pengiriman sampah ke TPS Sarimukti dikurangi 300 ton per hari.

“Kuncinya adalah pemilahan di level RW. Setiap RW harus punya sistem, setiap kelurahan harus punya lahan pengolahan,” ujar Farhan.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Bandung tengah menyiapkan rencana untuk merekrut 1.597 pendamping pemilahan sampah, masing-masing satu orang di setiap RW, guna menguatkan implementasi sistem pengelolaan sampah berbasis sumber.

“Yang organik harus habis di RW. Pusat pengolahannya ada di kelurahan, agar tidak menumpuk di TPS,” tambahnya.

Menurut Farhan, tantangan ke depan adalah mengatasi resistensi masyarakat terhadap keberadaan lokasi pengolahan sampah, terutama terkait bau dan kenyamanan lingkungan.

Namun ia optimistis, dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, persoalan sampah dapat ditangani secara berkelanjutan.

“Kalau semua kompak dan disiplin memilah, saya yakin Bandung bisa bebas dari penumpukan sampah,” pungkasnya.(dskoinf.bdg)

Posting Komentar

0 Komentar